Dampak virus Covid-19 terhadap Ekonomi di Indonesia

Corona virus disease-19 atau dikenal sebagai Covid-19/Novel Coronavirus, merupakan sebuah wabah yang melanda dunia, termasuk Indonesia.  Dimana saat ini terdapat 893 Kasus. 780 dalam perawatan, 35 sembuh dan 78 meninggal (per tanggal 26 Maret 2020).  Selain dari segi kesehatan, wabah ini juga memberi dampak di berbagai sektor lainnya. salah satunya yaitu sektor Ekonomi.

Pada sektor Ekonomi, wabah ini menyebabkan turunnya jual beli pada masyarakat, anjloknya nilai tukar rupiah yang menjadi RP. 16.575 per US$ dan juga berdampak terhadap penggunaan jasa yang ada di Indonesia. Banyak masyarakat yang takut akan keluar untuk berbelanja merupakan salah satu alasan mengapa turunnya daya jual-beli. Dimana jika keluar rumah akan ada resiko terinfeksi. Tentu hal ini tidak baik jika dibiarkan berlarut-larut. Banyak solusi yang coba diberikan oleh penyedia jasa online seperti belanja kebutuhan pokok secara online dan delivery services. Namun hal ini belum cukup untuk meningkatkan kembali daya beli pelanggan.

Berdasarkan pernyataan yang diberikan oleh Presiden Joko Widodo. Dampak ekonomi yang diakibatkan oleh wabah virus corona ini berskala sedang. Dengan perhitungan sedang, salah satu contohnya adalah penurunan pendapatan oleh supir angkot sebanyak 44%. Sedangkan penurunan penjualan yang dirasakan oleh pedagang di kalimantan utara yaitu 36%.

Pada sektor penyedia jasa. Salah satunya ojek online, mengalami penurunan pendapatan hingga 70%. Penurunan ini terjadi akibat turunnya daya beli masyarakat, dimana kebanyakan jasa ojek online ini digunakan untuk pembelian konsumtif seperti makanan dan minuman.

Banyak upaya yang telah coba dilakukan Pemerintah dalam mempertahankan stabilitas ekonomi. Pada sektor ekonomi mikro, rencananya akan diberlakukan relaksasi pajak yang bertujuan untuk meringankan beban para pegiat usaha.

Pada sektor UMKM, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) berencana akan memberikan relaksasi kredit UMKM dengan nilai kredit dibawah Rp. 10 Milliar dengan tujuan usaha. Baik dari bank maupun industri non bank.

Walaupun begitu, Menurut Menteri Keuangan Sri Mulyani. Meski dalam pengaruh covid-19, pertumbuhan ekonomi di Indonesia masih bisa mencapai 4% dengan scenario terburuk yaitu hingga 2,5% bahkan 0%.

Solusi diatas hanyalah bersifat sementara. Pada akhirnya, hanya penyelesaian wabah ini yang bisa mengembalikan ekonomi Indonesia seperti semula. Untuk mempercepat dan mempermudah penanganan wabah ini. Diharapkan seluruh masyarakat agar melakukan aktifitas di dalam rumah, yang bertujuan untuk menekan angka terinfeksi. Dengan semakin disipilin maka semakin cepat wabah ini berlalu, demi kebaikan kita bersama nantinya.




Referensi :

https://www.pikiran-rakyat.com/ekonomi/pr-01356139/ekonomi-mikro-rentan-kena-covid-19-safrizal-pemda-agar-lakukan-relaksasi-pajak-bagi-dunia-usaha

https://katadata.co.id/telaah/2020/03/26/ekonomi-indonesia-dalam-skenario-terburuk-akibat-virus-corona

https://www.cnnindonesia.com/ekonomi/20200323162310-78-486135/terinfeksi-corona-rupiah-anjlok-ke-rp16575-per-dolar-as

https://finance.detik.com/berita-ekonomi-bisnis/d-4929733/corona-serang-ri-daya-beli-masyarakat-bisa-babak-belur

https://www.galamedianews.com/nasional/251893/ekonomi-lesu-akibat-corona-kemendagri-dorong-pemda-lakukan-relaksasi-pajak.html

https://katadata.co.id/berita/2020/03/24/jokowi-hitung-dampak-ekonomi-corona-sopir-angkot-ojek-paling-berat

https://katadata.co.id/berita/2020/03/23/pendapatan-anjlok-70-asosiasi-ojol-minta-kelonggaran-kredit-motor

Comments

Popular posts from this blog

Blue Pay Wallet Indonesia

Tugas Perhitungan Bunga Tabungan

Inovasi pada dunia hiburan